sumber Air Tiban Membesar Resahkan Warga Nganjuk


sumber tiban nganjuk membesar dan mulai meresahkan warga sekitarnyaWarga lereng gunung Lengko yang berada di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Nganjuk, 3 pekan terakhir digegerkan dengan semburan air dari atas gunung. Luapan debit air yang mirip dengan sem- buran Lumpur lapindo Sidoarjo  tersebut saat ini semakin melebar dan arusnya semakin deras.
Sumber mata air itu muncul di lahan Perhutani, tepatnya di hutan jati, Resor Pemangku Hutan (RPH) Balu, petak 112 Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Nganjuk.
“Sumber mata air itu masih baru. Awalnya hanya keluar 2 centimeteran. Tetapi dalam tiga pekan terakhir terus membesar, hingga kini diameternya berubah menjadi 1 meter dengan kedalaman hingga 1,5 meteran,” kata Agus Hariyono, Kepala Desa Sambirekep, Sabtu (2/7)
Adanya sumber mata air tiban itu meresahkan warganya. Lalu warga desa, sepakat untuk mengalirkan semburan air dari hutan yang berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro itu ke Waduk Ngomben, yang berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat semburan. Namun saat ini kondisi justru semakin membuat resah warga, pasalnya waduk yang biasanya kering kerontang saat musim kemarau kini sudah dipenuhi dengan air.
Jika air terus keluar dari sumber mata air baru itu, dikhawatirkan waduk tidak mampu lagi menampung air, hingga meluber menggenangi perumahan warga, yang jaraknya tidak jauh dari lokasi waduk.
“Kami khawatir, air di waduk akan penuh. Padahal, perumahan warga berdekatan dengan waduk, sehingga warga sekitar waduk terancam kebanjiran,” katanya.
Ia juga mengatakan, sebenarnya, titik-titik sumber mata air memang banyak di daerah itu, mengingat lokasi desanya dekat dengan hutan. Namun, debit air yang keluar dari mata air yang baru itu tidak seperti biasanya, terus membesar.
Agus Hariyono, mengatakan semula warga cuek atau tidak acuh dengan semburan air layaknya air mancur dengan lebar lubang 2 centimeter dan tinggi semburan sekitar 40 cm. Namun kemudian warga mulai merasa cemas, hal itu disebabkan debit air semburan semakin membesar dan tidak bisa dihentikan.
“Semula hanya semburan air, seperti air mancur tapi kecil, namun setelah beberapa hari semakin membesar, karena itu kami sepakat mengalirkan air ke WadukNgomben. Tapi anda nanti bisa cek Waduk yang biasanya kalau musim kemarau seperti sekarang kering, justru airnya berlebih,” ujar Agus Hariyono.
Saat ini lubang semburan berukuran semakin besar, 1 meter lebih. Selain itu semburan air juga di sertai material berupa kepingan bebatuan atau kulit kerang, yang diduga sudah memfosil. Mengetahui perkembangan semburan air tersebut warga mengaku cemas
Bukan tanpa alasan, posisi semburan berada di atas lereng gunung lengko, yang berarti di atas pemukiman penduduk, dengan jarak sekitar 4 kilometer. Warga Desa Sambikerep berharap, Pemerintah Kabupaten Nganjuk, segera turun untuk menyelidiki penyebab munculnya semburan air di hutan Sambikerep tersebut.
Kepala Kantor Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kabupaten Nganjuk, Gunawan Widagdo saat dihubungi mengaku pihaknya belum mendengar peristiwa yang terjadi di Sambikerep. Namun demikian pihaknya berencana akan melakukan kordinasi dengan pihak terkait untuk melihat kemungkinan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa itu.
Gunawan tidak dapat mengemukakan langkah riil atas apa yang akan dilakukan nanti, karena harus melihat peristwa yang terjadi terlebih dulu. Namun jika semburan air itu benar-benar mengancam masyarakat, pasti Pemkab Nganjuk bakal memberikan langkah evakuasi atau paling tidak memberikan pengamanan dan perlindungan

Komentar